The Story of Cigugur

The Story of Cigugur

The Story of Cigugur
Editor : Tantry Widiyanarti
Tahun Terbit : 2016
ISBN : 978-602-72744-5-7
Dimensi Buku : 15 x 23 CM
Tebal Buku : xvi + 120 Halaman

Pengantar Editor
Buku ini merupakan lanjutan dari buku sebelumnya yang sudah diterbitkan: Segaris Pelangi di Antara Terik Matahari. Ide membuat kegiatan Pelatihan Penelitian untuk mahasiwa/i Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Tangerang berawal ketika saya melihat betapa antusiasnya para mahasiswa/i mengikuti kelas “Filsafat Ilmu” yang saya ampu di semester 3. Kelas selalu ramai dan selalu diisi dengan diskusi dan debat yang tiada henti setiap kali saya mengajukan pertanyaan atau pernyataan. Terkadang mahasiswa terlihat begitu senang jika merasa bahwa jawaban yang ia paparkan benar. Namun terkadang justru kelas menjadi makin seru dan diwarnai dengan candaan dan kekesalan jika jawaban mereka masih dapat dipertanyakan kebenarannya oleh temannya yang lain. Kelas pun menjadi semakin riuh dengan berbagai argumen yang dikemukakan. Mahasiswa semakin exited mencari kebenaran yang hakiki itu sesungguhnya seperti apa dan bagaimana mengaktualisasikannya dalam kehidupan nyata.

Melihat kondisi demikian, saya sedikit merasa kaget, takjub, tapi juga senang. Ternyata mahasiswa/i yang saya ajak 'berpikir' untuk mencari makna filosofis tentang 'kebenaran' meresponnya dengan sangat baik. Saya menjadi tertantang untuk dapat membawa mereka kepada pembelajaran yang sebenarnya tentang filsafat dan dipraktikkan dalam kehidupan nyata alih-alih mereka hanya duduk manis saja di dalam kelas sambil mendengarkan dosennya menerangkan. Untuk itulah saya membawa mereka ke Desa Cigugur Kuningan, suatu komunitas yang memiliki nilai-nilai filosofis yang tinggi dari para leluhurnya, agar mereka belajar langsung tentang filsafat kepada komunitas tersebut. Dengan melakukan hal ini, saya kira, tidak saja membuat mahasiswa/i menjadi pintar, tetapi membuat mereka semua menjadi hebat.

Berinteraksi secara langsung dengan masyarakat yang memiliki nilai-nilai filosofi 'adiluhung' dari para leluhurnya ternyata merupakan pengalaman yang luar biasa bagi para mahasisw/i. 'Belajar' berinteraksi dengan masyarakat secara langsung, dengan cara memahami dan memaknai nilai-nilai kehidupan bersama warga masyarakat (Desa Cigugur), merupakan suatu pengalaman yang tidak biasa dan tidak mudah mereka lupakan begitu saja. Filosofi yang diemban dan dipraktikkan secara langsung oleh warga Cigugur dalam kehidupan nyata sangat memukau dan membekas dalam diri para mahasiswa/i. Mereka sangat takjub dan kagum dengan filosofi kebersamaan yang ditampilkan warga Cigugur sehari-hari. Kesan kekaguman dalam diri para mahasiswa/i sangat terasa dan tertangkap oleh saya.

Untuk menampung pengalaman dan rasa kekaguman mereka terhadap warga Cigugur, mereka menuangkannya dalam bentuk tulisan. Tulisan-tulisan mereka inilah yang kemudian saya kumpulkan dan terbitkan menjadi sebuah buku. Tidak mudah memilih di antara puluhan tulisan mahasiswa/i yang terkumpul untuk dimuat dalam sebuah buku. Tadinya saya berpikir untuk menyajikan semua tulisan mahasiswa/i itu dalam satu jilid. Namun, niat itu saya urungkan mengingat jumlah tulisan yang relatif banyak dan tentu akan berdampak pada tebalnya buku. Oleh sebab itu, tulisan yang dimuat dalam buku ini lebih didasarkan pada ketepatan waktu penulis menyerahkannya kepada editor.

Buku yang akan terbit direncanakan terdiri atas tiga jilid: jilid pertama, kedua dan jilid ketiga. Seperti sudah dijelaskan, tulisan-tulisan yang dimasukkan pada jilid pertama bukan semata-mata didasarkan atas kualitas tulisan, tetapi lebih pada ketepatan waktu tulisan tersebut diterima oleh editor dan keterwakilan kelas. Pada dalam setiap jilid, saya berusaha memilih dan menampilkan tulisan-tulisan mahasiswa/i yang berasal dari kelas A, B dan E yang mengikuti kegiatan ini. Para mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas dan kewajibannya pada gelombang kedua, tulisan mereka dimasukkan ke dalam jilid kedua. Sedangkan mereka yang hingga saat buku jilid kedua ini sudah dicetak tetapi belum juga menyelesaikan kewajibannya, tulisan mereka akan diterbitkan pada jilid ketiga yang akan datang.

Urutan tulisan dalam buku jilid kedua ini disusun secara alfabetis berdasarkan nama penulisnya, tidak berdasarkan kualitas tulisannya. Dari segi kualitas maupun kuantitas tulisan sangat bervariasi. Begitu pun gaya tuturnya. Sebagai editor saya hanya berusaha 'merapikan' dari sisi teknis penulisan: seperti penggunaan tanda-tanda baca, pemakaian huruf kapital, pembagian paragraf atau alinea, dan hal-hal semacam itu. Dalam hal gaya tutur dan esensi tulisan, saya berusaha ‘tidak ikut campur tangan’ untuk mengubah cara dan apa yang ingin para penulis sampaikan. Dengan cara seperti itu saya berharap pembaca dapat menikmati apa yang ingin disampaikan oleh setiap penulis dengan cara dan gaya mereka masing-masing. Aneka gaya dan warna tulisan mereka itulah yang saya harapkan sampai kepada para pembaca sehingga mampu menikmati komposisi keharmonisan di antara perbedaan nuansa pelangi tulisan yang dihasilkan.

Selamat menikmati!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama