Tujuan (Menulis) yang Terlupakan

Tujuan (Menulis) yang Terlupakan

Dari sekian banyak tujuan di balik proses menulis, ada satu tujuan yang kerap kali dilupakan: membagi pengetahuan kepada khalayak. Pengetahuan yang dimaksud tentunya pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Seorang penulis/pengarang tidak ubahnya seperti seorang dermawan yang selalu ingin membagikan hartanya kepada sesama, terutama yang sangat membutuhkan. Karena motif dasarnya adalah membagikan pengetahuan kepada sesama, seorang penulis/pengarang, sebagai konsekuensi logisnya, tentunya tak akan terlalu pusing memikirkan honor, ketenaran, nilai akademis (cum) dan lain-lain.

Kecenderungan seorang penulis/pengarang sejati biasanya public oriented. Ia akan selalu bertanya, pengetahuan apakah yang bermanfaat yang bisa dibagikan kepada masyarakat.

Dick Hartoko, godfather majalah kebudayaan Basis yang terkenal dengan kolom “Tanda-Tanda Zaman”-nya di majalah Basis, dalam bukunya yang berjudul Saksi Budaya (Pustaka Jaya, 1975) menyebutkan bahwa seorang intelek memiliki tugas penting sekali, yaitu mengamalkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Ia tidak hanya sekedar memberikan kuliah atau bekerja di laboratorium, tetapi juga dengan menulis atau mengarang. Tidak hanya pada majalah-majalah ilmiah yang khusus, tetapi juga pada majalah-majalah yang lebih umum sifatnya.

Itulah tujuan (menulis) yang kerap kali dilupakan: membagikan pengetahuan yang berguna/bermanfaat kepada khalayak/masyarakat.

Kepustakaan
Widarso, Wishnubroto. 2001. Menulis Buku Nonfiksi. Yogyakarta: Kanisius.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama