Ragam Definisi Self-Publishing

Ragam Definisi Self-Publishing

1.

Self-publishing is made up of two words: Self which refers to you (self) in the first person and Publishing which implies that there is a Publisher as in a publishing company. In order to be recognized as publishing company by the book industry you need to own the International Standard Book Number (ISBN) that is listed in your book.

Istilah self-publishing terdiri dari dua kata, yaitu kata self yang merujuk kepada penulis dan publishing yang berarti penerbit sebagai perusahaan. Supaya bisa disebut penerbit yang merupakan bagian dari industri perbukuan, penerbit harus mempunyai ISBN yang tercantum pada buku terbitannya.
(Johnson and Pramschufer, 2009: 4)

2.

Self-publishing means wearing more hats–not only as a writer, but also as distributor and marketer of your work. And it doesn’t come with the luxury of a professional editor and a production staff. But that increased responsibility translates into more control over your manuscript, as well as the ability to connect to your readership. If you’re planning to self-publish, it means you’ll need to take on the aspects that publishers used to handle: editing, formatting ebook and print files, distribution and marketing.

Self-publishing berarti bahwa seorang penulis harus bertindak sekaligus sebagai distributor (penyalur) dan pemasar. Buku-buku self-publishing biasanya tidak ditangani editor profesional atau staf produksi yang andal. Karena itu, di samping berhubungan secara langsung dengan pembacanya, tanggung jawab seorang self-publisher adalah memegang kendali penuh atas proses penerbitan bukunya dan hal-hal teknis yang terkait dengan proses penerbitan buku: penyuntingan naskah, pencetakan buku, konversi menjadi ebook, distribusi dan pemasaran.
(Elizabeth Mays [ed.], 2015: ix)

3.

In self-publishing, the author is publishing the book in a strategic, thoughtful, well-informed way. Author has the book professionally edited by a book editor (friends who teaching high-school English don’t count), has cover and interior professionally designed, has a realistic approach to the process, plans to spend hundreds of hours spreading the word about the book’s release, has a marketing plan and some kind of marketing budget (regardless of size) and intends to work hard to generate sales.

Dalam ranah self-publishing, penulis menerbitkan bukunya secara terencana, penuh pertimbangan dan punya pemahaman yang cukup (mengenai seluk beluk penerbitan buku). Buku yang hendak diterbitkan disunting dengan baik, memiliki tampilan interior (layout) dan eksterior (desain cover) yang berdaya pikat, proses penerbitannya terarah, waktu terbitnya juga dikampanyekan selama ratusan jam, punya rencana pemasaran dan anggaran untuk pemasaran, berupaya keras agar bukunya dapat terjual dengan baik sehingga mendatangkan keuntungan.
(Mark Levine, 2014: 17)

4.

Self-publishing gives you complete control over your book, and you keep all profit. However, self-publishing mean taking responsibility for all aspects of your book, including editing, proofreading, cover design, layout, printing, distributions, fulfillment and marketing. It also means investing your money, perhaps thousands of dollars.

Self-publishing memberi sang penulisnya kendali penuh atas proses penerbitan buku dan keuntungan penjualan. Self-publishing juga berarti bertanggung jawab penuh atas keseluruhan aspek teknis penerbitan, termasuk penyuntingan, proofreading, layout, desain cover, pencetakan dan promosi. Self-publishing juga berarti penulis menginvestasikan uang pribadinya, mungkin sekitar belasan juta rupiah.
(Dennis Meredith, National Association of Writers, 2008)

5.

A successful self-publisher must fill three roles: author, publisher and entrepreneur.

Self-publisher yang sukses harus mampu berperan sebagai penulis, penerbit dan wirausahawan.
(Guy Kawasaki dan Shawn Welch, 2013)

Dari berbagai definisi yang disebutkan di atas, terlihat bahwa aktivitas self-publishing harus dilakukan dengan penuh dedikasi, tidak bisa dilakukan semata-mata sebagai aktivitas sampingan atau dijalani sambil lalu saja. Artinya, selain membutuhkan investasi waktu, pikiran, tenaga dan sejumlah biaya, aktivitas self-publishing harus didasari oleh pemahaman yang memadai menyangkut self-publishing dan berbagai hal yang melingkupinya, bukan karena terpaksa atau sekedar ikut-ikutan tren.

Bagi penulis pemula, baik yang ingin menjadi penulis profesional di kemudian hari maupun yang hanya sekedar ingin menyalurkan hobi (aktualisasi diri), menerbitkan buku secara self-publishing bisa menjadi “jalur alternatif” di tengah sulitnya menembus penerbit (tradisional), sementara bagi sebagian penulis lainnya, self-publishing dapat menjadi langkah awal sebelum memasuki arena kompetisi menggaet penerbit (tradisional).

Kepustakaan

  • Kawasaki ,Guy and Shawn Welch. 2013. APE: Author, Publisher, Entrepreneur—How to Publish a Book. Nononina Press.
  • Levine, Mark. 2014. The Fine Print of Self-Publishing: A Primer on Contracts, Printing Costs, Royalties, Distribution, E-books and Marketing. Minneapolis: Bascom Hill Publishing Group.
  • Mays, Elizabeth. 2015. The Pressbooks Guide to Self-Publishing. Book Oven Inc.
  • Johnson, Robert Bowie and Ron Pramschufer. 2009. Publishing Basics: Navigating The Self-Publishing Mine Field. New York: RJ Communications LLC.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama