Perbedaan Menulis dan Mengarang

Perbedaan Menulis dan Mengarang

Kata menulis berarti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini dinamakan penulis dan “hasil kegiatannya” adalah tulisan. Untuk apa tulisan itu? Untuk dibaca orang lain supaya gagasan yang disampaikan bisa diterima oleh pembaca. Artinya, penulis menuangkan gagasan lewat kegiatan menulis dan pembaca menampung gagasan itu dengan cara membaca.

Selain kata menulis, pada masyarakat juga dikenal kata mengarang. Banyak orang menggunakan kata menulis dengan arti “mengarang” dan kata mengarang dengan arti “menulis”. Kedua kata itu kerap kali dipertukarkan dalam hal penggunaannya. Bolehkah? Jawabannya, “mungkin boleh mungkin tidak”. Kenapa? Kedua kata itu punya persamaan dan perbedaan.

Persamaannya, kegiatan menulis dan mengarang adalah kegiatan yang sama-sama menyatakan gagasan. Baik itu penulis maupun pengarang menyampaikan gagasan melalui huruf dan tanda baca. Huruf dan tanda baca menjadi “wakil” bunyi bahasa (berupa kata, frasa, kalimat dan paragraf) yang berisi gagasan untuk disampaikan kepada orang lain. Orang yang dituju dapat menerima gagasan penulis/pengarang melalui kegiatan membaca. Jadi, baik itu penulis maupun pengarang sama-sama berkomunikasi dengan pembaca melalui media tulisan. Itulah persamaan menulis dan mengarang.

Perbedaannya, kegiatan menulis itu hasilnya adalah tulisan, sedangkan mengarang menghasilkan karangan. Lalu apa bedanya tulisan dan karangan? Tulisan didasari fakta, pengalaman, pengamatan, penelitian, pemikiran, atau analisis atas sesuatu masalah. Contoh tulisan antara lain makalah, proposal, artikel, buku umum dan buku pelajaran. Sebaliknya, karangan banyak dipengaruhi imajinasi dan “perasaan pengarang”. Contoh karangan adalah puisi, cerpen, novel dan drama. Semua karya sastra dihasilkan oleh pengarang (sastrawan).

Dalam pemakaian sehari-hari, arti kata menulis mencakupi kata mengarang. Pada kenyataannya, orang “sering menyebut” penulis cerpen, penulis novel atau penulis drama. Sebaliknya, tidak pernah orang menyebut pengarang makalah, pengarang laporan dan lain-lain. Hal ini bisa dibandingkan, misalnya dengan kata mahasiswa dan mahasiswi. Kata mahasiswa mencakup laki-laki dan perempuan, sedangkan mahasiswi hanya perempuan.

Kepustakaan
Wiyanto, Asrul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: PT. Grasindo.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama