Tiga Alasan Memilih Self-Publishing

Tiga Alasan Memilih Self-Publishing

Dalam Publishing 101, Jane Friedman menyarankan kepada para penulis agar tidak menerbitkan buku secara self-publishing jika:
  • Tidak mengetahui sasaran pembaca potensial bukunya.
  • Membutuhkan toko buku sebagai saluran penjualan buku hanya untuk “merasa bangga” jika bukunya tersedia di berbagai toko buku modern.
  • Tidak mempunyai Website/Blog pribadi,
  • Tidak mempunyai strategi pemasaran dan promosi yang baik.
  • Tidak menyukai aktivitas online atau bersosial media.
  • Tidak bersedia jika beberapa bagian pada naskah dibuang, bersikeras jika naskahnya sudah baik dan tidak butuh perbaikan.
  • Ingin sukses atau berhasil dalam waktu cepat/instan.

Sementara itu, Friedman menyarankan kepada para penulis agar menerbitkan bukunya secara self-publishing jika:
  • Mengetahui dengan baik target pembaca potensial bukunya.
  • Memiliki kredibilitas pada bidang yang ditulisnya.
  • Memiliki rencana pemasaran dan promosi yang jelas dan tujuan yang terukur.
  • Menyukai aktivitas online, sudah terbiasa dengan aktivitas pemasaran dan promosi melalui media internet serta telah bergabung dengan berbagai komunitas online.
  • Mempunyai Website/Blog pribadi dan mampu mengelolanya (update).
  • Memiliki semangat/jiwa kewirausahaan (entrepreneurship).
  • Siap berjuang untuk waktu yang lama.
  • Memahami bahwa keberhasilan/kesuksesan tidak bisa diraih secara instan.

Lalu, apa yang memotivasi seorang penulis menerbitkan bukunya secara self-publishing? Dari berbagai jawaban yang mungkin tersedia, setidaknya ada tiga motivasi yang dapat dikemukakan di balik keputusan memilih self-publishing.

Motivasi yang pertama adalah asal bisa terbit, dengan ungkapan, “Saya hanya ingin naskah saya bisa terbit menjadi buku.” Di balik pernyataan itu, sang penulis hanya ingin naskahnya bisa terbit menjadi buku (jika memungkinkan ber-ISBN), tidak peduli apakah nanti ada pembaca yang mau membeli bukunya atau tidak. Penulis yang memiliki motivasi ini biasanya memang tidak berminat menerbitkan bukunya melalui penerbit (tradisional). Alasannya macam-macam, bisa karena tema naskah sangat spesifik (memoar, catatan harian, puisi) atau karena sudah ditolak beberapa kali oleh penerbit (tradisional).

Motivasi yang kedua adalah untuk membangun citra diri atau personal branding. Motivasi ini, yang merupakan alasan paling populer di balik keputusan memilih self-publishing, diwakili oleh mereka yang berprofesi sebagai public figure, motivator, dai (penceramah) dan lain sebagainya. Dalam hal ini, mereka tentunya sudah mengenali siapa saja yang berpotensi membaca/membeli buku mereka setelah diterbitkan.

Motivasi yang ketiga adalah sebagai salah satu cara dalam mewujudkan cita-cita menjadi penulis profesional yang hanya menggantungkan hidupnya dari kegiatan menulis. Dalam Publishing 101, Jane Friedman memberikan beberapa daftar pertanyaan yang wajib dijawab oleh penulis yang mengemukakan motivasi ini ketika memilih self-publishing.
  • Apakah saya memiliki jiwa entrepreneurship?
  • Apakah saya memiliki pengalaman penjualan (marketing) yang memadai?
  • Apakah saya tergolong aktif berinteraksi pada komunitas baca atau online?
  • Apakah saya siap jika setiap aspek pada karier kepenulisan saya berorientasi bisnis (profit)?
  • Apakah saya siap menginvestasikan sejumlah uang untuk membayar tenaga freelance yang bisa membantu saya mengerjakan hal-hal teknis pada proses penerbitan buku saya?

Kepustakaan
Friedman, Jane. 2014. Publishing 101: A First-Time Author's Guide to Getting Published, Marketing and Promoting Your Book, and Building a Successful Career. Jane Friedman.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama